Rasa penasaran biasanya dapat diobati dengan adanya bukti-bukti. Dengan adanya rasa penasaran atau timbulnya keingintahuan yang besar membuat seseorang berusaha untukmencari tahu dan membuktikan sendiri. Demikian halnya yang saya lakukan. Ketika hari Minggu pertama saya di Wonosari, kami sekomunitas mengadakan kerja bakti membersihkan biara dan pekarangan sekitar biara. Setelah membersihkan ruang tamu, muncul rasa penasaran dalam hati saya dengan keberadaan Gua Maria di taman sebelah Kapel. Patung Bunda Maria yang berada Goa kecil itu menarik bagi saya, tapi saya penasaran mengapa Gua ini terlihat tidak dirawat dan banyak terdapat sarang lebah di sekitar mulut Gua.
Dengan menggunakan sapu saya mencoba membersihkan Gua, tapi tiba-tiba…………….aaaawww!!! Pergelangan tangan kiri saya terasa sangat sakit. Ternyata seekor lebah hitam menempel di sana. Saya menepisnya dan lebah itu pun terbang entah kemana. Tangan saya semakin terasa sakit. Saya mencoba mencari titik pusat sakit dimana lebah itu menyengat, tapi saya tidak bisa menemukan. Seluruh bagian pergelangan tangan saya terasa sakit. Cepat-cepat saya lari ke kamar untuk mengoleskan minyak pada bagian yang sakit. Setelah beberapa waktu terlihatlah bagian yang lebih merah dibandingkan bagian lain pada pergelangan tangan saya. Lama-lama menjadi bengkak dan tambah sakit sampai pegal rasanya. Aduuuh, begini tho rasanya dientup tawon? Saya berdoa dalam hati semoga tidak beracun.
Sekitar pukul 11.00 WIB Pak Iwan datang. Baru kenal, Pak Iwan langsung memberi komentar tentang saya bahwa saya memilki daya tahan tubuh yang lemah. “Mungkin karena tadi pagi dientup tawon!”, jawab saya. Menurut cerita Suster-Suster, Pak Iwan memang memiliki karunia khusus, maka mendengar jawaban saya, beliau langsung meminta saya duduk di sebelahnya dan melihat pergelangan tangan kiri saya yang bengkak. Pak Iwan meminta saya menutup mata dan menarik napas panjang dan mengeluarkan dari mulut secara perlahan. Tangan Pak Iwan mulai memijit titik dimana tawon itu menyengat. Waaaah, jangan ditanya bagaimana rasanya….., sakiiiiiiiittt. Tapi saya bertahan dengan mencoba mengingat penderitaan Yesus di Salib. “Akh…ini belum seberapa dibandingkan penderitaan Yesus”, kata hati saya untuk menghibur diri. Namun lama-kelamaan jantung saya terasa sakit. Sepertinya Pak Iwan mengerti, kemudain bertanya: “Dadanya sakit ga Suster?”. “Iya Pak, sesak rasanya”, jawab saya. Kemudian Pak Iwan berkata, “Coba sekarang buka mata perlahan-lahan. Saya memang menghentikan sementara nadi Suster dan menyerap bahaya racunnya dan berusaha supaya racunnya tidak hanya berkumpul di titik ini, tapi biar saja kemudian menyebar karena racun ini masih bisa ditolelir oleh tubuh kita dan supaya tangan Suster tidak bengkak.” Ketika saya membuka mata, awalnya saya bisa melihat dengan jelas tapi beberapa detik kemudian semua menjadi gelap, pusing sekali rasanya dan keluar keringat dingin. “Pak Iwan, saya mau pingsan niiiihhhh…., boleh ga saya berbaring sebentar? Pusing sekali dan gelap……!”. “ Iya, Suster memang begitu pengaruhnya. Berbaring dulu saja!” Say pun berbaring di kursi tempat saya duduk, tidak peduli kursinya keras dan ada bantal atau tidak, pokoknya yang penting bisa berbaring. Waaaaaah…., rasanya memang nyaris pingsan. Terdengar suara Pak Iwan menjelaskan, “Tawonnya memang beracun dan saya sudah coba mengurangi bisanya. Memang tidak begitu bahaya tapi mampu membuat tangan pegal dan sakit bahkan demam. Semoga nanti malam tidak demam.
Setelah merasa baiak, saya bangun dan duduk lagi. Waaaahhhh, dientup tawon kok sampai begini ya…? Malamnya tidak demam, tapi Senin malam akhirnya saya panas sampai hari Selasa saya tidak ke sekolah dan selama seminggu batuk, pilek. Saya kira ini bukan karena dientup tawon, tapi karena debu dan adaptasi iklim di Wonosari, namun memang tangan masih terasa sakit. Kini setelah 2 bulan berlalu bekas dientup tawon itu masih. Ternyata rasa penasaran dapat membawa kita pada suatu rasa sakit.
Kisah ini saya tulis sebab beberapa waktu lalu saya mengalami rasa sakit, bukan di pergelangan tangan tapi dalam hati karena rasa penasaran oranglain terhadap saya yang menimbulkan sebuah sikap yang menyakitkan. Yup, hati-hati dengan rasa penasaran Anda!!! Hati-hati dalam mencari tahu dan mencari bukti, jangan sampai melukai….!!!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar