Lebih dari satu tahun Sr. Benedicta, OP memelihara kelinci di kebun samping biara. Kelinci-kelinci tersebut diberi makan sisa-sisa sayuran dari pasar yang disebut rompesan. Rompesan diperoleh dari pasar. Awalnya, tidak mudah memperoleh rompesan sebab sudah ada orang yang memesan. Biasanya rompesan diperoleh dengan membeli seharga Rp.2.000-Rp.5000. Selama ini, yang mencari rompesan adalah Sr. Dominika, OP, maka lama-lama Sr. Dominika, OP mengenal Mbak Martini seorang penjual sayur di pasar yang baik hati. Mbak Martini memberikan rompesan dengan gratis. Bahkan dia sangat senang bila Sr. Dominika, OP mengambil rompesan sebab biasanya rompesan itu dibuang oleh petugas kebersihan pasar dan dia harus membayar. Karena Mbak Martini ini sungguh baik, maka biasanya dia akan menghubungi Sr. Dominika, OP dengan mengirim sms atau menelpon untuk memberitahukan bahwa ada rompesan yang bisa diambil. Apabila Sr. Dominika, OP ada di biara, maka beliau akan segera mengambilnya, namun bila sedang berada di Jogja, beliau meminta tolong Mbak Rum, tetangga depan biara yang memiliki warung. Mba Rum hampir setiap hari belanja di pasar, jadi sekalian membawakan rompesan untuk kelinci Sr. Benedicta, OP. Bila tidak ada rompesan, Sr. Benedicta, OP kadang membeli kangkung di warung.
Kemarin, tanggal 30 Agustus 2011 Mbak Martini mengirim sms kepada Sr. Dominika untuk mengambil rompesan pagi-pagi karena hari lebaran Mbak Martini tidak berjualan sampai siang. Hari ini, ketika Sr. Dominika, OP, Sr. Febriana, OP, Sr. Christiana, OP, Mbak Reni (adik Sr. Christiana) dan saya berkunjung ke tetangga-tetangga untuk mengucapkan Selamat Idul Fitri, Mbak Martini menelpon Sr. Dominika, OP memberitahu bahwa ada rompesan yang bisa diambil. Sekalian mengantar Sr. Christiana, OP dan Mbak Reni ke terminal, Sr. Dominika, OP mengajak saya untuk mengambil rompesan sekalian memberitahu saya tempat Mbak Martini berjualan, supaya bilamana Sr. Dominika, OP berada di Jogja, maka saya bisa menggantikan untuk mengambil rompesan.
Inilah kali pertama saya ke pasar Wonosari untuk mengambil rompesan dan pas hari Lebaran. Begitu sampai di tempat Mbak Martini, kami menjumpai Mbak Martini dan suaminya sedang tidur lelap di antara barang-barang jualannya. Sepertinya Mbak Martini dan suaminya sangat kelelahan. Mbak Martini dalam keadaaan hamil 8 bulan. Mereka berada di pasar sejak dini hari sebab biasanya kiriman sayur-sayuran datangnya pada jam-jam itu dan sore hari. sejenak kami perhatikan mereka, tapi kemudian Mbak Martini terbangun. Sr. Dominika telah menyiapkan bingkisan kecil untuk puteranya yang sekolah di SD kelas 1, sedangkan puteranya yang pertama sudah lulus SMK. Setelah mengucapkan Selamat Lebaran dan minta maaf lahir dan bathin, Mbak Martini langsung menunjukkan rompesan yang boleh kami bawa. Oh My God….., ini sih bukan rompesan….tapi kulakan (belanja dalam jumlah besar) sawi hijau!!!
Ternyata, imbas dari hari Lebaran membuat banyak sawi hijau di kios sayur Mbak Martini tidak laku dan menjadi layu dan kuning dalam jumlah yang sangat banyak. Sawi Hijau yang sangat banyak itu diminta untuk kami bawa semua. Mbak Martini berkisah bahwa tadinya akan dibawa oleh petugas kebersihan dengan membayar petugas itu, namun ingat Sr. Dominika, OP, maka tidak jadi dibuang. Waaah, sayang…..sungguh-sungguh sayang…, tapi mau bagaimana lagi karena pembeli pasti sudah tidak mau. Kami pun akhirnya berunding bagaimana cara membawanya. Mbak Martini menawarkan keranjang dan karung sayuran dan menyarankan untuk menyewa becak saja. Tapi dengan berbagai cara dan seluruh tenaga, akhirnya Sr. Dominika, OP dan saya berhasil mengangkut semua sawi sampai ke tempat parkir. Dibantu petugas parkir, sawi-sawi itu diikat di motor kami masing-masing dan akhirnya bisa sampai di biara dengan selamat dan membuat heran Sr. Febriana, OP dan Mbak Jilah (karyawan biara). Barangkali oramg-orang yang melihat kami di sepanjang jalan mengira kami baru saja kulakan sawi hijau. Tapi, kalau sawinya sebanyak itu dan pas hari Lebaran, kira-kira buat masak apa ya…? Mungkin mereka pikir kami berjualan mie ayam atau bakso yang laris pada saat Lebaran.
Yaaah…, ternyata Lebaran tak hanya berlimpah rahmat pengampunan, tetapi juga berlimpah rompesan. Ya, rompesan Lebaran yang berlimpah ruah untuk kelinci-kelinci Sr. Benedicta, OP yang kini berjumlah 7 ekor. Jadi, bukan hanya umat Muslim yang merayakan Lebaran dengan berlimpah makanan, tapi kelinci-kelinci Sr. Benedicta, OP pun merayakan Lebaran dengan berlimpah rompesan, makanan kesukaan mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar