O cahaya Gereja,
Pengajar kebenaran
Mawar kesabaran,
Gading kemurnian,
Air kebijaksanaan
Kau berikan dengan rela
Pengkhotbah rahmat,
Hubungkanlah kami
dengan para suci.
Cahaya Gereja
Orang kudus pada umumnya diberi tambahan nama yang dengan singkat menyatakan apa yang khususnya diperbuat olehnya dalam hidupnya. Ada yang disebut pelindung orang-orang miskin, pelindung para mahasiswa, pelindung orang yang dalam perjalanan, pelindung misi dan sebagainya. Ada yang mendapat nama: sahabat para yatim piatu dan sebagainya.
Dalam madah “O Cahaya”, St. Dominikus dihormati sebagai Cahaya Gereja. “O Cahaya” adalah suatu madah yang setiap hari dilagukan oleh para pengikutnya untuk menghormatinya. Constantin de Medici, seorang Dominikan dari sekitar tahun 1254 dan pengarang madah “O Cahaya” (O Lumen), yang pertama-tama menghubungkan Dominikus dengan Cahaya, terang yang misterius dan tak terjamah.
Kata “Terang” sering dipergunakan oleh Yesus sendiri. Ia mempergunakan kata itu juga ketika Ia menggambarkan kejadian pada Hari Terakhir. Dalam surat rasul Yohanes Allah sendiri digambarkan sebagai “Terang” yang datang ke dunia untuk menerangi manusia. “Allah adalah terang dan di dalam Dia sama sekali tidak ada kegelapan” (1 Yoh 1:5). Yesus menyebut para rasulnya terang dunia. Terang dan gelap selalu mengelilingi Yesus yang adalah Jalan, Kebenaran dan Kehidupan.
Ada orang yang riang. Bila ia memasuki suatu ruangan, tiba-tiba suasana tempat itu berubah: lebih gembira, lebih terang. Pengarang-pengarang riwayat hidup Dominikus dan mereka yang memberi kesaksian pada proses kanonisasi Dominikus mengatakan bahwa Dominikus mempunyai sifat riang gembira, seolah-olah ia berjalan dalam terang. Wajahnya berseri; ia ramah terhadap setiap orang. Sebelum kelahirannya ibunya bermimpi bahwa ia melihat seluruh dunia diterangi oleh obor yang dibawa oleh seekor anjing dalam moncongnya. Dan mimpi itu dihubungkan olehnya dengan anak yang dikandungnya. Menurut cerita lain, ibu permandiannya melihat bintang pada dahi Dominikus ketika bayi itu dibaptis. Suatu tanda? Mungkin. Tetapi anjing dan bintang itu kemudian menjadi lambang-lambang St. Dominikus.
Fungsi terang adalah mengungkapkan apa yang tersembunyi dalam kegelapan. Terang Dominikus tidak dipancarkan oleh buku-bukunya, karena ia tidak pernah menulis buku, tetapi dipancarkan oleh seluruh hidupnya. Cahaya dalah untuk dibagikan, bukan untuk disembuntikan di bawah gantang. Kerinduan Dominikus ialah juga membagikan cahayanya. Kita tahu cerita tentang pertemuan Dominikus dengan pemilik losmen di Toulouse. Lupa akan keletihannya, Dominikus berbicara dengannya semalam suntuk tentang Allah, ciptaan-Nya dan manusia. Pagi hari dengan menyingsingnya fajar, terang rahmat menembus hati pemilik losmen itu. Setiap kali Dominikus berbicara tentang bahan yang amat dicintainya, yaitu Allah, maka cahaya rahmat menerangi hati manusia dengan siapa ia berbicara sehingga ia melihat hidupnya dalam terang Allah. Kehangatan yang dipancarkan Dominius adalah sebagai plat kristal yangbila sebentar saja ditempatkan di cahaya, lama masih ia menahan terangnya.
Bila seseorang disebut bintang, ini berarti bahwa ia seorang dengan kemampuan yang luar biasa, seorang yang cemerlang. Adalah suatu pujian besar baginya, tetapi di samping itu ada juga sisi gelapnya. Mungkin inilah salah satu sebabnya mengapa Dominikus tidak pernah menjadi santo yang popular; ia terlalu dihubungkan dengan terang yang misterius, yang luar biasa dan tak terjangkau.
St. Dominikus adalah putera Gereja yang setia, seorang yang dibaptis dalam misteri iman. Ia adalh imam Tuhan, seorang teman dan penasehat yang dipercayai oleh para uskup. Ia rasul sejati. Nama Cahaya Gereja patut diberikan kepadanya.
Doa:
St. Dominikus, bapa kami, Cahaya Gereja, terangilah hati kami dan tolonglah kami meneruskan terang itu kepada orang lain; masing-masing dengan caranya sendiri. Jadikanlah kami ramah terhadap setiap orang yang kami jumpai. Biarlah kami mengambil bagian dalam kegembiraanmu yang berseri. Karena Kristus, Tuhan kami. Amin.
Pengajar Kebenaran
Keinginan manusia akan kebenaran adalah sebagai rasa lapar dan haus. Dalam sejarah banyak orang telah memberikan hidupnya untuk kebenaran. Dalam pengadilan Pilatus, Yesus berkata: “Aku datang ke dalam dunia ini supaya aku memberi kesaksian tentang kebenaran”. Pilatus menjauhkan diri dari Yesus dengan berkata: “Apakah kebenaran itu?”. Ia bukanlah orang yang pertama atau yang terakhir yang bersikap seperti itu di hadapan Kebenaran sendiri. Tidak sedikit orang berpendapat bahwa kebenaran tidak terjangkau lagi atau tidak dapat diperjuangkan lagi.
Sebagai anak muda Dominikus sudah haus akan kebenaran. Ia mencarinya pada dosen-dosen di Universitas di Palencia. Dengan “Veritas” sebagai lambang Ordonya, Dominikus mengabdi kepada Gereja. Belum juga Ordo berdiri, Dominikus sudah mengutus para pengikutnya berdua-dua ke Eropa, ke pusat-pusat intelek. Hala ini menimbulkan berbagai macam kritik, tetapi Dominikus menjawab: “Bila gandum disimpan di lumbung saja, ia akan menjadi busuk; taburkanlah di lading, maka kamu akan menuai”. Memang benar: kebenaran adalah untuk ditaburkan, untuk dituai dan untuk dipakai.
Kebenaran selalu baru, selalu dapat ditemukan. Ia adalah sarana kita untuk selalu berhubungan dengan realitas dan terutama dengan realitas yang sebagai manusia berkata: “Akulah jalan, kebenaran dan hidup”. Kebenaran itu hidup dan apostolis.
Di sekeliling kita, dimana-mana, ada kegelapan. Tetapi dalam Dominikus, Pengajar kebenaran, kita mempunyai penunjuk jalan yang jitu. Ia memberi terangnya kepada Gereja dan menyalurkannya kepada kita. Dengan kerinduan dan kesediaan untuk mengetahui kehendak Allah, bersama dia, kita menuju ke tujuan hidup kita. Sebagai Ordo tua dalam Gereja kita akan selalu membaharui diri. Dengan mengatur hidup kita sesuai dengan iman kita, kita memberi kesaksian tentang Ordo kebenaran.
Doa:
Bapa suci, St. Dominikus, ajarlah kebenaran kepada kami. Bawalah kami kepada iman yang dalam sehingga tanpa liku-liku kami memancarkan keyakinan kami, iman kami pada Yesus Kristus Penebus kami. Engkau yang telah menguatkan saudara-saudara se-Ordo yang bimbang, tolonglah kami, ya Bapa, dengan doa-doamu. Amin.
Mawar Kesabaran
Baik hidup, maupun Kitab Suci, mengajar kita bahwa untuk segala sesuatu ada waktunya. (Pengkotbah 3:1-8). Segala sesuatu mempunyai masanya. Begitu juga dengan Kristus dan waktu-Nya. Demikian pula dengan kita. Kita tidak dapat mempercepat waktu kita, tetapi dapat belajar menunggu. Dan perlahan-lahan kita mulai melihat peranan waktu dalam rencana Allah. Untuk tiap-tiap kegiatan ada waktu yang cocok.
Di hadapan mata umum Dominikus sebagai imam dan sebagai makhluk social adalah orang untuk setiap waktu dan setiap masa. Pada nama Dominikus ditambahkan sebutan MAwar KEsabaran. Ia adalah contoh dan model kesabaran yangbaik bagi kita. Nama ini menunjukkan dua aspek dari sifat-sifatnya: yaitu keindahan dan ketabahan. De facto kesabaran adalah sebagian adri ketabahan. Kesabaran membantu kita untuk mengalami kejahatan tanpa berkecil hati. Kesabaran menolong kita untuk menderita kesusahan, apapun sebabnya.
Hidup kita di dunia ini adalah suatu perjuangan, suatu perjalanan yang disertai dengan dukacita yang disebabkan oleh penyakit, kekecewaan atau kegagalan. Pada saat-saat seperti itu perlu kita belajar bagaimana orang dapat hidup dengan penderitaan dan bergaul dengan orang lain dengan damai. Kesabaran yang sejati tidak membuat orang duduk diam tanpa usaha. Sebaliknya, akan berbuat sedapat-dapatnya untuk menghilangkan penyebab penderitaan itu. Ini adalah bijaksana dan baik.
Maria juga penuh kesabaran. Banyak yang harus dideritanya: selama ia mengandung, ketika orang tidak mengerti Puteranya dan akhirnya penyaliban puteranya, Yesus. Dominikus menderita karena kekecewaan-kekecewaan yang besar. Sebagai teman Diego ia melihat bagaimana ajaran bidaah kaum Albigens bertumbuh subur. Ia adalah teladan kesabaran: bertahun-tahun ia berkotbah walaupun menghadapi kegagalan-kegagalan dan ancaman-ancaman nyawanya. Rencana rasulinya sendiri ditinggalkan olehnya dan dengan sabar ia mewartakan terus. Kesabarannya diganjar dengan panenan jiwa-jiwa yang banyak dan dengan Ordo yang mengabdikan diri kepada Gereja 800 tahun lamanya. Pelukis Fra Angelico telah membuat suatu lukisan indah dari St. Dominikus di bawah salib sambil menengadah ke Kristus.
Doa:
Bapa suci, St. Dominikus, kami mohon kepadamu, tolonglah kami untuk mengarahkan pandangan kami kepada Kristus, Sang Penebus yang bersengsara. Terutama bila kami dihadapkan dengan penderitaan, kesedihan dan frustrasi. Bantulah kami yang mengikuti dikau dalam pertobatan, menerima semua itu sebagai silih atas dosa-dosa kami serta seluruh umat manusia dan demi cinta kepada Tuhan. Amin.
Gading Kemurnian
Dahulu gading itu amat berharga dan tidak mudah didapat. Sekarang jarang orang bicara tentang gading karena telah diganti oleh bahan-bahan logam dankayu. Logam bisa berkarat dan kayu bisa menjadi lapuk. Tetapi gading, makinlama dipakai makin menjadi bagus. Gading mempunyai sifat: tak berubah, sulit dihancurkan, tetap keras dan kuat. Sifat-sifat ini mampu menghadapi kenyataan yang keras, tanpa kecil hati atau menghindar. Maka gading dijadikan lambang dari solidaritas dan kesetiaan.
Ketika orang akan menulis riwayat hidup Dominikus, orang terkesan oleh kenyataan bahwa Dominikus suka berada di tengah-tengah kaum wanita, lebih-lebih yang muda-muda, tanpa berbuat dosa. Hidupnya benar dan mulia. Kesan ini dicetuskan dengan menyebut dia Gading Kemurnian. Hubungan antara gading dan kemurnian cukup jelas.
Kemurnian tidak berarti mengundurkan diri dari orang-orang tidak mempunyai cinta kepada dan mendapat kasih dari orang lain. Kemurnian adalah cinta yang mempersembahkan diri seutuhnya kepada Tuhan dan kepada umat manusia; suatu persembahan diri yang total. Jalan kemurnian yang kitapilih dengan bebas, adalah jalan untuk melupakan diri kepada orang lain. Persembahan diri yang tak kenal cinta diri itu dengan tepat dilambangkan oleh gading. Kemurnian adalah suatu tanda yang misteri bagi dunia.
Pada Dominikus tidak tampak kekakuan atau kemurungan; ia tidak bersikap asam atau menyendiri. Dengan mudah ia bersahabat dengan orang lain, seperti dengan uskup Diego, cardinal Ugolino, dengan orang-orang yang berbakat yang kemudian tertarik pada Ordonya, dengan suster-suster dari Prouile dan San Sisto dan dengan banyak awam. Maka kita yangmengikrarkan kaul kemurnian, hendaknya kita juga ramah, hangat dan simpatik terhadap orang lain seperti Dominikus.
Doa:
Bapa suci Dominikus, gading kemurnian, tolonglah kami mengikuti jejakmu: menjadi ramah, hangat dan terbuka terhadap setiap orang sesuai dengan kemampuan kami masing-masing. Bantulah kami, ya bapa, dengan doa-doamu. Amin.
Air Kebijaksanaan
Bintang yang bercahaya pada dahi Dominikus mengingatkan kita pada rasi bintang yang disebut Aquaria atau Pemberi air, yang tampil dalam musim hujan. Bila kita di tepi pantai melihat gelombang air naik turun, kita merasa rileks. Air murni adalah paling berharga. Dimana ada air banyak, di situ kebudayaan berjaya; di mana air kurang maka kota-kota dan kebudayaan terpaksa harus mengalami keterbatasannya.
Dominikus adalah pembagi air kebijaksanaan. Di mana orang menemukan kebijaksanaan? Dari mana datangnya? Kebijaksanaan adalah karunia Allah, lain dari pengetahuan yang kita peroleh dengan mempelajarinya, seperti matematika atau teologi. Domninikus tidak tahu banyak tentang pengetahuan-pengatahuan alam; siapa tahu banyak waktu itu? Walaupun demikian ia adalah seorang teolog yang cemerlang dan sekaligus orang yang peka dan penuh perhatian terhadap karya Roh Kudus.
Ketika Ordonya mulai berdiri, dengan segera dan tegas diikuti dorongan Roh Kudus dalam dirinya; pengikut-pengikutnya disebar ke mana-mana. Dalam perbuatan-perbuatannya ia mempunyai pandangan yang jelas, penilaiannya tepat dan dengan teliti diikuti dorongan Roh Kudus. Oleh karena itu ia melaksanakan rencana Allah dan mencapai tujuannya dengan cara yang tepat. Ia berani mengambil inisiatif dan membuat rencana dengan bijaksana. Memang, amat menyegarkan bila melihat orang kudus seperti St. Dominikus: orang dengan pandangan luas, bebas dari segala kepicikan. Yang menjadi cirri-cirinya ialah: ketegasan, kejelasan, mengena sasaran, dengan tenang menerima kenyataan untuk dikembangkan atau disesuaikan dengan bijaksana. Dominikus begitu tepat bila menyelesaikan persoalan-persoalan sehingga orang melihat padanya kebijaksanaan Ilahi yang memberi inspirasi kepadanya.
Tuhan tidak minta dari kita agar kita lebih besar daripada sesungguhnya. Hanya kita dapat membagikan kepada orang lain kebijaksanaan yang kita miliki, yang lainnya kita serahkan saja kepada Allah. Itulah yang diperbuat Dominikus juga.
Doa:
Bapa Dominikus, yang begitu bijaksana dalam hidupmu, berilah kepada kami air kebijaksanaan yang amat berharga itu, agar kami dapat melaksanakan pekerjaan kami dengan bijaksana demi kemuliaan Allah. Amin.
Pengkotbah Rahmat
Dominikus adalah seorang pengkotbah yang tak kenal lelah. Ia pergi kemana-mana. Semangat mewartakannya membawa dia juga kepada orang-orang asing. St. Paulus menulis: “AKu dipanggil menjadi rasul dan dikuduskan untuk memberitakan Injil Allah”. (Roma 1:1). Dominikus adalah rasul yang dibentuk menurut model Paulus, seorang injili yang diutus juga untukmembawa injil kepada orang-orang berdosa. Seorang pengkotbah adalah “suara yang berseru-seru” dan memberitahu walaupun ia kadang-kadang merasa sebagai berada dipadang gurun yang tandus. Ia adalah co-operator Tuhan karena ia bekerja dengan Tuhan dan untuk Tuhan.
Ketika para rasul berada bersama Yesus, Filipus berkata kepada-Nya: “Tuhan, tunjukkanlah Bapa itu kepda kami”. Dengan sabar Yesus menjawab: “Filipus, ….. barang siapa telah melihat Aku, ia telahmelihat Bapa”, (Yoh 14:8-9). Yesus adalah gambaran sempurna dari Allah yang tak kelihatan. Ia adalah sakramen dan tanda dari pertemuan manusia dengan Allah, Tand Suci dari cinta kasih Allah yang tak terhingga dan belas kasihan yang menyelamatkan. Ia adalah Sabda Allah.
Dominikus bukanlah orang yang menulis. Kita tidak mempunyai apa=apa darikarya tulisannya kecuali beberapa surat. Tetapi para pengikutnya yang hidup bersama dia, menyatakan bahwa ia selalu berbicara tentang Tuhan atau dengan Tuhan. Ia amat terpesona oleh belas kasih Allah. Hati rasuli Dominikus penuh dengan sabar gembira tentang penebusan serta hidup kekal yang telah dimulai di dunia ini dengan ikut ambil bagian dalam hidup Allah sendiri. Dominikus adalah sungguh-sungguh Pengkotbah rahmat.
Kita pengikut-pengikut Dominikus harus bersenjata Injil untukmewartakan Kabar Gembira kepada semua orang. Tema yang diambil para pengkotbah dari dahulu sampai sekarang adalah: karya penebusan Yesus Kristus, Putera Allah.
Doa:
Bapa suci, St. Dominikus, dampingilah danbantulah kami memberi kesaksian melalui hidup kami, melalui perbuatan-perbuatan kami. Jadikanlah hidup kami suatu ungkapan darikehadiran Kristus dalam diri kami dan suatu tanda dari rahmat Allah yang tak kelihatan. Dengarlah doa kami, ya bapa. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar