Peristiwa 1 : Yesus berdoa di taman Getsemani
Yesus tahu bahwa saat penderitaan-Nya telah tiba. Sebagai manusia Ia pun merasa gentar. Dalam situasi demikian Dia tidak panik lalu ribut mencari dukungan, melainkan berdoa dengan khusuk kepada Bapa. Mengapa? Supaya Ia memperoleh kekuatan dari Bapa-Nya. Bila Dia teriak-teriak mengabarkan kesana-kemari tentu malah akan membuat situasi kacau.
Peristiwa 2 : Yesus didera
Ketika didera Ia tidak melawan. Ia begitu tenang seakan pasrah dan membiarkan diriNya dilukai. Mengapa? Bila Ia melawan tentu para algojo akan mendera-Nya dengan lebih sadis dan itu lebih menyakitkan.
Peristiwa 3 : Yesus dimahkotai duri
Mengapa Dia diam saja ketika mahkota duri itu dipasang dikepala-Nya? Sebab bila Dia memberontak tentu duri-duri mahkota itu akan mengenai wajah, mata, atau dengan lebih keras algojo memaksa dan menekannya pada kepala Yesus. Itu akan lebih memperdalam luka di kepala-Nya.
Peristiwa 4 : Yesus memanggul salib ke Golgota
Mengapa Yesus seakan taat kepada para algojo dan tentara Romawi yang memaksa-Nya memanggul salib yang berat itu? Bila Dia menolak dan memberontak, tentu mereka akan dengan lebih kasar memaksa atau bahkan memukulkan dan menimpakan salib itu. Dan itu akan lebih meremukkan tulang-tulang-Nya.
Peristiwa 5 : Yesus wafat di salib
Mengapa Dia juga begitu tenang ketika di atas salib? Sebab bila Dia bergerak sedikit saja, tentu tangan dan kaki-Nya yang tertusuk paku akan terasa lebih sakit.
Dalam menghadapi sebuah situasi sulit yang menyakitkan dan rasanya membuat kita menderita, kita diminta untuk tetap tenang menghadapinya. Kita tidak boleh panik dan banyak ‘gerak’ (berpikir dan melakukan tindakan macam-macam yang malah akan merugikan diri sendiri) apalagi memberontak atau menolak. Hal itu akan lebih membuat luka dalam hati kita semakin dalam dan kita akan semakin terluka. Datanglah kepada Bapa dalam doa yang khusyuk untuk memperoleh kekuatan dalam menanggungnya dan TENANGLAH…!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar